Ujian Hati

“hati yang baik akan membawa kehidupan yang baik.”
Kita tahu bahwa kita sedang diuji, bahwa kita orang baik yang kadang-kadang merasa diperlakukan tidak adil…
Kita melihat kenikmatan orang lain dibandingkan penderitaan kita, melihat kelebihan orang lain dibandingkan kesulitan kita…..

Sehingga kita merasa sedih sebagai makhluk ciptaan Tuhan kenapa aku dibedakan, kenapa aku orang baik tapi rejekiku belum baik.
Berita baiknya bahwa orang yang diuji dan orang yang sedih selalu orang yang baik, karena tahu betapa pun sedihnya, betapa pun sulitnya, anda tahu anda harus tetap melakukan yang baik.
Itu sebabnya kenapa kita diuji, betapapun sulitnya, betapapun sedihnya memutuskan, kita tahu tetap harus melakukan yang baik. Pasti ada sesuatu yang kelihatannya mudah tapi tidak baik yang bisa menggantikan keputusan baik.

Itu sebabnya “perubahan itu adalah meninggalkan kebiasaan buruk.” Yang disebut perubahan itu adalah meninggalkan kebiasaan buruk.
Dan kalau orang ada dilema dalam meninggalkan kebiasaan buruk. berarti selama ini dia menikmati sesuatu dalam kebiasaan buruk
Sehingga untuk pergi ke kebiasaan baru yang baik itu, dia tersiksa karena belum tentu ada kenikmatan yang sama di tempat yang baik sehingga orang mengeluh “kenapa berubah itu sulit?”, karena meninggalkan keburukan itu sulit dan itu tidak mudah.
Itu sebabnya kita diuji hatinya apakah kita betul-betul bersedia berpihak pada yang baik.

“Tidak ada kebaikan diluar yang baik”.
Ada kenikmatan dari kebiasaan yang buruk, karena kalau tidak, setan protes dan dia berkata: “Tuhanku berikanlah kenikmatan dalam keburukan, sehingga aku bisa menguji mereka.”
Karena kita orang-orang yang baik, kadang-kadang melihat kenikmatan dalam kebaikan adalah sesuatu hal yang biasa, misalnya kenikmatan bernafas.
Apakah ujian hati sama dengan ujian ke-imanan?
Hati merupakan penghubung kita dengan Tuhan, pikiran kita yang menyimak ilmu adalah mata yang kita gunakan untuk melihat perilaku Tuhan.
Misalnya tumbuhnya tanaman, tumbuhnya anak, bergeraknya udara, itu dapat kita lihat,

Tapi….....!!!
Kita melihat Tuhan tidak akan mampu dengan apapun, tetapi pelihat Tuhan bisa dilihat dengan melalui pikiran. Hati itu penghubung, itu sebabnya orang yang putus harapan seolah-olah hubungannya dengan Tuhan itu putus, meskipun tidak pernah ada istilah aku dekat Tuhan dekat, aku jauh Tuhan jauh. Tetapi aku dekat Tuhan dekat aku jauh Tuhan tetap dekat, hanya kita yang merasa tidak dekat.
Jadi masalah hati ini bergejolak kadang-kadang membuat kita berprasangka. Prasangka ini bisa merusak kemesraan kita dengan Tuhan. kadang kita merasa Tuhan tidak adil kepadaku.
Hati-hati dengan hati. Kenapa dalam bahasa Indonesia disebut hati-hati itu dua kali, karena perhatian ke hati harus dua kali.

“PERUBAHAN ITU ADALAH MENINGGALKAN KEBIASAAN BURUK”

Anda melihat diri anda sebagai pribadi yang baik yang patuh kepada orang tua dan taat beribadah, tapi rezeki masih belum baik. Kira-kira mengapa?

1. Kurang sedekah
Sedekah adalah sarana / cara. Sedekah adalah tempatnya untuk menerima. Contoh-contoh yang bisa disedekahkan : ilmu, harta, tenaga, uang. Jadi memberilah supaya kita diberi.

2. Suka berprasangka buruk
Orang yang berserah kepada Tuhan dia bisa menikmati semua fasilitas milik Tuhan, dia tidak memiliki lagi dirinya. Sehingga orang yang berserah kepada Tuhan tidak akan berprasangka buruk.

3. Upaya yang kurang tepat
Banyak orang dikehidupan ini yang sudah sibuk tentang sesuatu yang salah, melakukan sesuatu yang salah di tempat yang salah, dihargai dengan rendah tapi tidak menggerakkan dirinya karena dia tidak berserah, karena dia menganggap tidak ada rejeki lain, padahal rejeki Tuhan tersebar dimuka bumi ini.
Harus berani, keberanian adalah penanda iman, kalau beriman berarti berani. Kalau sudah diberi terimalah. Menerima yang sudah diberi dengan ikhlas itu harus, tapi pastikan anda berani berdiri di tempat yang pemberiannya besar. Keajaiban itu adalah orang-orang yang berani.

“KUALITAS KEHIDUPAN ITU DITENTUKAN OLEH KUALITAS HATI, KUALITAS HATI DITENTUKAN OLEH KUALITAS PIKIRAN.”

Itu sebabnya Tuhan meningkatkan derajat orang yang berilmu beberapa tingkat, karena orang-orang berilmu menggunakan pikirannya, mengendalikan ketetapan rasanya sehingga dia tidak bertindak dengan tepat.
Bagaimana cara agar hati kita bisa saling berjalan beriringan dengan logika kita?
Masalahnya hati kita punya logikanya sendiri. Logika pikiran kita dan logika hati itu beda.
Logika pikiran itu mengenai hati yang benar salah untung atau rugi, sedangkan logika hati adalah senang dan tidak senang, bahagia dan sedih, sehingga pikiran mengatakan rugi tapi senang.
Semua masalah kehidupan itu di hati, tetapi bukan itu masalahnya, itu hanya alarm-nya. Masalah hati jangan diobati dihatinya.

Setiap masalah ada karenanya, jadi kalau mau hati dan pikirannya berjalan, biarkanlah mereka berjalan bersama-sama. Jadi hati menurutlah pada pikiran baik, bukan pikiran baik yang disuruh mengalah kepada hati yang maunya enak.
Semangat dalam hati manusia itu pasti naik turun. Bagaimana caranya agar tetap naik dan naik terus?
Hati itu naik turun, jadi tidak ada orang yang hatinya stabil. Orang yang menjaga penampilan dan sikap meskipun hatinya sedang turun itu adalah orang-orang baik, orang-orang yang bisa mengelola hatinya dengan baik.

“HATI MENURUTLAH KEPADA PIKIRAN BAIK”
Bagaimana cara untuk mengenal hakekat dari ujian hati? Dan bagaimana cara kita memperkuat hati ini ketika dilanda ujian?
Segala sesuatu yang terjadi itu bukan anda, anda bukan yang terjadi kepada anda. Banyak orang yang merasa minder karena yang terjadi kepada dia.
Bangkrut, perceraian, kerugian, dikhianati akan merasa membuat diri kita minder karena yang terjadi tidak baik baginya, dia merasa tidak cukup baik sebagai manusia.
Yang terjadi kepada kita bukan kita. Tetapi hakikatnya kalau kita ingin menjadi orang yang mulia itu reaksi kita kepada yang terjadi.
Apapun yang terjadi itu bukan keburukan kalau reaksi ada baiknya. Semua ujian adalah kesempatan untuk menjadi baik.

“SETIAP YANG TERJADI KALAU ITU MENGGANGGU HATI, ITU ADALAH PERINTAH UNTUK MEMBAIKAN HATI.”

Kesedihan adalah cerita yang paling dominan dalam kehidupan manusia. Kesedihan adalah persiapan kedua terbaik untuk mencapai kebahagiaan.
Kebahagiaan adalah masalah keputusan, putuskan untuk berbahagia walaupun sedang bersedih.
Yang dikagumi Tuhan adalah orang yang sedang punya hak untuk mengemis meraung karena kesedihan, karena kebahagiaan

Tapi….

Dia memutuskan untuk berbahagia.

Subscribe to receive free email updates: